Denhaag Klappertaart Halal dan Enak Cocok Buat Oleh-oleh

Untuk oleh-oleh makanan khas Bandung biasanya orang familiar dengan brownies atau bolen pisang. 

Tapi ada nih oleh-oleh makanan khas Bandung lainnya yang cukup favorit dan disukai banyak orang. Makanan tersebut adalah kue kelapa alias Klappertaart. 

Denhaag klappertaart adalah salah satu brand Klappertaart enak yang hanya bisa ditemui di kota Bandung dan menariknya Denhaag klappertaart ini halal.

Tak heran Denhaag klappertaart pun menjadi incaran para wisatawan yang datang ke Bandung  untuk dijadikan sebagai oleh-oleh.

Tekstur klappertaart yang creamy dan lembut membuat kue ini disukai banyak orang, mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak.

 

Bahan Dasar Klappertaart

Kudapan manis yang aslinya berasal dari Manado ini berbahan dasar kelapa (menggunakan daging kelapa muda dan air kelapa sebagai bahan utamanya).

Dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti susu, kuning telur, tepung maizena, tepung terigu, margarine, rum atau vanilla essence, gula putih, garam, dan kismis serta almond sebagai topping.

Bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat klappertaart memang tampak sederhana. Bahannya pun mudah diperoleh. 

Tapi faktanya ga semua orang bisa membuat klappertaart yang enak dan gurih.

Untuk resep klappertaart ini biasanya selalu identik dengan penggunaan rum. 

Rum adalah minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi dari molase (tetes tebu) atau air tebu yang merupakan produk samping industri gula. 

Rum dicampurkan ke dalam makanan sebagai campuran tambahan pada pembuatan kue. 

Rum memiliki aroma dan rasa yang khas.

Tapi man-teman ga usah khawatir karena Denhaag klappertaart ini menyediakan dua pilihan, klappertaart yang menggunakan rum dan no rum.

 

denhaag klappertaart
Denhaag klappertaart halal (no rum) ada label stickernya


 

Sejarah Singkat Denhaag Klappertaart

Lahir pada bulan Oktober tahun 2005, Denhaag klappertaart dirintis oleh seorang pria bernama Jacky Masui. 

Bermodal etalase kecil dan spanduk, Denhaag klappertaart pertama kali dijual di sebuah teras rumah yang ada di kawasan Dago (Jl Kyai Gede Utama no 1). 

Pak Jacky mulai berjualan klappertaart setelah mengalami PHK (putus hubungan kerja) dari tempat kerjanya (sebuah bank swasta yang ada di Jakarta). 

Dan beliau memilih bidang kuliner setelah terinspirasi oleh adanya pembangunan jalan tol Cipularang.

Dengan dasar pemikiran bahwa orang Jakarta yang datang berkunjung ke Bandung rata-rata pasti ingin pulang membawa oleh-oleh. 

Dan klappertaart ini bisa menjadi salah satu pilihan oleh-oleh selain kuliner khas Bandung lainnya seperti bolen, brownies dan lain-lain.

Singkat cerita, Denhaag Klappertaart pun mulai dikenal masyarakat luas setelah pindah tempat ke jl Riau (depan salah satu factory outlet) dan kemudian diliput oleh sebuah televisi swasta yang memberikan informasi tentang kuliner oleh-oleh Bandung. 

Sejak saat itu jumlah penjualan pun terus meningkat hingga terus berkembang sampai saat ini.

 

Klappertaart Denhaag di Bandung Memiliki 9 Outlet

Mampu bertahan dan eksis hingga 15 tahun menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi Denhaag klappertaart. 

Dan sekarang Denhaag klappertaart sudah memiliki 9 outlet. Tersebar di berbagai tempat di kota Bandung. antara lain :

  1. Jl Ir H Juanda  no 105 (Dago)
  2. Jl Cihampelas no 50
  3. Jl Dr junjunan no 35, Pasteur
  4. Jl. Cipaganti no 50
  5. Jl Kamuning no 18 (dekat toko kue Prima Rasa)
  6. Jl Kebon Kawung no 48 (dekat stasiun kereta api Bandung)
  7. Jl Riau (jl. RE Martadinata), tapi karena efek pandemic corona saat ini cabang yang di jalan Riau sudah tidak beroperasi lagi.
  8. Jl Raya Tagog Cinunuk no 122 A, Cileunyi
  9. Jl Bangreng no 15, Buahbatu (sekitar 5 menit dari Trans Studio Mall)

 

denhaag klappertaart pusat
Halaman Denhaag klappertaart pusat jl.Bangreng no 15, Bandung

Menikmati Denhaag Klappertaart di Sprekken Café

Mungkin banyak yang belum tahu kalo pusat Denhaag klappertaart ada di daerah Buah Batu, Bandung, tepatnya di jl Bangreng no 15. 

Jujur saya sendiri sebagai orang Bandung asli baru di bulan Oktober 2020 berkunjung kesana hehe.

Khusus di pusat Denhaag klappertaart ini terdapat sebuah café yang menyajikan aneka makanan khas restoran. Café tersebut bernama Sprekken Café.

Café homy yang menyediakan aneka makanan lezat seperti spaghetti, sop buntut, roti bakar, kentang goreng, jus, es kopi dan lain sebagainya. 

FYI semua makanan yang ada di Sprekken Cafe adalah hasil masakan istri pak Jacky (pemilik Denhaag Klappertaart) lho.

spaghetti

Spaghetti nya enak banget inii
 

 

es kopi
Es kopi susu ala Sprekken cafe

Nongkrong di Sprekken café sambil menikmati satu cup Denhaag klappertaart memang bikin betah nyaman serasa berada di rumah sendiri. 

Secara lokasi Denhaag klappertaart pusat ini berada di sebuah komplek perumahan yang relative sepi nyaman karena tidak ramai dilalui banyak kendaraan. 

denhaag klappertaart harga
Klappertaart basah + kopi hitam = perfect combo

 

Menurut saya Sprekken café ini pas banget buat dijadiin sebagai tempat buat ketemuan sama temen atau relasi kerja yang lagi ada di Bandung.

Jadi di tempat ini kita bisa sekalian ngobrol dan  bisa sekalian beli oleh-oleh buat dibawa pulang. Jadi ga mesti mampir-mampir lagi. One stop place gitu.

Nah seperti halnya nama klappertaart yang berasal dari bahasa Belanda, klappertaart = kue kelapa. 

Nama Sprekken café ini juga berasal dari bahasa Belanda yang artinya berbicara. 

Nama tersebut dipilih dengan filosofi bahwa orang datang ke café ini untuk makan sambil berbicara alias ngobrol bareng teman atau anggota keluarga.

Well, dari dua jenis varian klappertaart yang tersedia di Denhaag klappertaart. Saya lebih suka klappertaart yang basah. Karena teksturnya terasa lebih lembut dan lumer di mulut. 

Apalagi kalo dimakan dalam keadaan dingin. Yumm..lebih enak dan bikin nagih. Sedangkan klappertaart panggang teksturnya lebih padat tapi tetap lembut. 

klappertaart basah
Harga klappertaart basah bulat kecil Rp 26.000 (topping kismis)


 

klappertaart panggang
Harga klappertaart panggang almond Rp 65.000

 

Dari sekian banyak klappertaart yang pernah saya cicipi, Klappertaart no 1 di Bandung ini memang istimewa, rasa manisnya pas dan sepotong ga bakalan cukup hehe.

Baca juga : 3 Spot Kuliner Legendaris di Kawasan Jalan Gempol, Bandung

 

Harga dan Varian Denhaag Klappertaart 

Denhaag Klappertaart tediri dari dua jenis yaitu klappertaart panggang dan klappertaart basah. 

Untuk klappertaart panggang tersedia dalam dua ukuran, klappertaart panggang kotak besar dan klappertaart panggang mini. 
 
Klappertaart panggang terdiri dari beberapa varian (rasa) seperti original, keju, coklat, almond, kismis, kenari dan kayu manis (cinnamon). 

Untuk harga klapertaart panggang dibandrol mulai Rp 63.000 sampai dengan Rp 67.000.
 
Sedangkan untuk klappertaart basah ukurannya lebih bervariasi mulai dari ukuran bulat kecil, oval, kotak kecil, kotak besar hingga kotak panjang. 

Harga klappertaart basah mulai dari Rp 26.000 (bulat kecil), Rp 42.000 (kotak kecil), Rp 85.000 (kotak panjang) hingga Rp 160.000 (kotak besar). 

Dan khusus untuk size klappertaart bulat kecil memiliki varian baru seperti rasa Capucinno, Taro dan Green Tea.
 
Oh ya, selain klappertaart di toko kue Denhaag juga tersedia brownies panggang, brownies kukus, bolen pisang keju, bluder tape dan kue Soes isi vla. 

Denhaag klappertaart halal, enak dan cocok untuk dijadikan sebagai oleh-oleh bagi teman, kerabat atau anggota keluarga.


Denhaag Klappertaart
 
Website : www.denhaagklappertaart.com 
Instagram : @denhaagklappertaart


 

 

13 Comments

  1. wah di tagog cinunuk ada euy, deket. bisa kesini nih sama temenku next, hihihi. kabita sama es kopi es krim nya, bari ngobrol nagleur ngidul tau tau abis terus nambah aja, hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. btw si es kopi ice cream itu kayaknya cuma ada di cafe nya kak Eka :)(Denhaag pusat jl Bangreng)

      Delete
  2. Jd sebenernya klappertaart itu asalnya Denhaag yaaa. Krn slama ini aku tahunya itu kue khas menado :D.

    Suka siiih Ama klappertaart. Biasa aku beli di restoran2 menado di JKT mba.

    Tp pastinya kalo aku ke Bandung, bakal beli yg Denhaag klappertaart ini. Dr tampilannya aja udh menariiiik bangettt :D . Paling suka aku Ama topping kismisnya itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul mba Fanny..klappertaart ini memang kue khas Manado dan hadir karena pengaruh kependudukan Belanda selama di Manado. WIh aku juga suka banget tuh sama yg topping kismis..yumm

      Delete
  3. Wahhh kayanya harus cobain nih kulinernya pasti enak banget apalagi buat dibawa sebagai oleh-oleh.

    ReplyDelete
  4. Yahh, kenapa oh kenapaaaa Denhaag klappertaart si brand Klappertaart enak ini hanya bisa ditemui di kota Bandung? *nangis*

    Padahal aku sukaaa banget. Susah cari yg halal.
    beruntung banget dah warga BDG karena Denhaag klappertaart ini halal dan endolitaaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Supaya mba Nurul jalan2 ke Bandung buat nyicipin si klappertaart ehehe. btw dikirim ke Surabaya juga bisa kok mba :)

      Delete
  5. Klappertaart rasa greentea bagaimana ya rasanya, hehehe
    Ada rasa kelapa dan rasa teh hijaunya, segerdeh kayanya...
    Harganya cukup terjangkau lah ya apalagi rasanya worth it lah

    ReplyDelete
  6. aku suka klapertarrt tapi yang ga terlalu manis. Selama ini baru cobain yang ori, kalau yg varian greentea belum pernah

    ReplyDelete
  7. Hebat Denhaag Klappertaart, dulu saya sering beli Karena malas bikin sendiri, sekarang udah berkembang jadi 9 outlet

    Mau jalan ke cafe nya ah, supaya bisa mengudap sajian yang asin

    ReplyDelete
  8. bikin ngiler euy! kue manis dicamil bareng kopi item tanpa gula. mantep banget dah!

    ReplyDelete
  9. Aku sukaaa klappetart. Duh lihat foto-foto ini auto ngiler.

    Hmm... Kalau lihat dari list alamat tokonya, belum ada di Malang nih ya mbak?
    Hikssss.... cuma bisa ngiler doang deh aku.

    ReplyDelete
  10. Betul juga, Teh, biasanya ke Bandung oleh-oleh yang biasa ya bolen pisang dan bolu kukus. Denhaag Klappertaart ini bisa jadi alternatif oleh-oleh yang endeus ya, kemasan keren dengan harga yang relatif terjangkau sih dengan tampilan yang menggiurkan begitu. Aku malah bayangin makan sop buntut dan minum es kopi deh di kafenya, sore-sore gitu asyik keknya. Duh, kapan bisa ke Bandung lagi, terakhir ke sana 2019. Semoga pandemi segera usai dan bisa jalan-jalan lagi.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya :)
Untuk menghindari Spam yang masuk, komentarnya saya moderasi dulu ya. .